Starbucks Green Perkenalkan Barista Virtual Pertama di Asia
Starbucks Green kembali menjadi pionir inovasi dengan meluncurkan asisten virtual berbasis AI pertama di industri kopi. Kabar menarik ini datang ketika Starbucks mulai menguji coba “Green Dot Assist” di 35 gerai mereka di Amerika Serikat dan Kanada. Asisten virtual ini, yang dikembangkan menggunakan platform Microsoft Azure OpenAI, memungkinkan barista untuk mengajukan pertanyaan baik secara verbal maupun melalui keyboard pada iPad di toko dan mendapatkan jawaban instan.
Sebagai penggemar Starbucks, kami sangat antusias melihat perkembangan ini. Meskipun saat ini uji coba belum menjangkau lokasi populer seperti Starbucks Green Terrace atau Starbucks Green Pramuka, peluncuran besar-besaran di Amerika Utara direncanakan untuk tahun fiskal 2026 yang dimulai pada musim gugur mendatang. Sementara itu, kami berharap inovasi ini nantinya akan hadir di Starbucks Green Central City dan lokasi lainnya di Indonesia. Tentu saja, kemajuan teknologi ini mungkin juga akan mempengaruhi sistem Starbucks catering dan proses recruitment Starbucks Indonesia di masa depan, membawa pengalaman baru bagi pelanggan dan karyawan.
Starbucks luncurkan Green Dot Assist di Asia
Baru-baru ini Starbucks mengejutkan dunia kopi dengan meluncurkan alat kecerdasan buatan generatif yang diberi nama Green Dot Assist. Sistem inovatif ini saat ini diuji coba di 35 lokasi Starbucks dan akan menjadi asisten virtual pertama untuk barista di kawasan Asia saat peluncuran penuh nanti.
Green Dot Assist dirancang sebagai pendamping virtual yang memberikan panduan real-time kepada barista melalui iPad yang tersedia di toko. Berbeda dengan sistem manual tradisional, barista kini dapat mengajukan pertanyaan langsung melalui asisten ini dan menerima jawaban instan dalam format percakapan. Hal ini menghilangkan kebutuhan untuk merujuk pada manual fisik atau mencari informasi secara online.
Sistem cerdas ini dapat membantu barista dalam berbagai tugas penting, mulai dari memeriksa bahan-bahan minuman, membantu karyawan baru mempelajari formulasi minuman, hingga memecahkan masalah peralatan. Selain itu, Green Dot Assist juga dapat membantu manajer mencari karyawan pengganti saat ada yang tidak hadir mendadak.
Sebagai bagian dari strategi yang lebih luas, Starbucks mengembangkan Green Dot Assist menggunakan platform Microsoft Azure OpenAI. Perusahaan berencana untuk memperluas penggunaan teknologi ini ke seluruh Amerika Serikat dan Kanada pada tahun fiskal 2026 yang dimulai pada musim gugur.
Deb Hall Lefevre, Chief Technology Officer Starbucks, menjelaskan bahwa teknologi ini adalah contoh bagaimana inovasi teknologi hadir untuk membantu para mitra dan memastikan operasional menjadi lebih sederhana, pekerjaan lebih mudah, dan mungkin lebih menyenangkan.
Meskipun saat ini belum ada informasi resmi tentang kapan Green Dot Assist akan hadir di gerai-gerai Starbucks Green Indonesia seperti Starbucks Green Terrace atau Starbucks Green Pramuka, kemungkinan besar inovasi ini akan berdampak pada sistem recruitment Starbucks Indonesia dan starbucks catering di masa mendatang. Kemajuan ini nantinya berpotensi mengubah cara kerja di Starbucks Green Central City dan lokasi lainnya di Indonesia dengan meningkatkan efisiensi operasional dan layanan pelanggan.
Green Dot Assist bantu barista tingkatkan efisiensi kerja

Peningkatan efisiensi menjadi fokus utama dari implementasi Green Dot Assist dalam operasional Starbucks Green. Inovasi teknologi ini dirancang khusus untuk membantu barista mengatasi berbagai kendala yang biasa menghambat pelayanan pelanggan.
Dengan Green Dot Assist, barista dapat dengan cepat mendapatkan bantuan untuk berbagai tugas penting seperti mempelajari cara membuat minuman, menyelesaikan masalah perawatan mesin, dan berbagai keperluan operasional lainnya. Para barista kini tidak perlu lagi membolak-balik manual atau mencari jawaban melalui intranet perusahaan ketika menghadapi pertanyaan atau masalah, sebab mereka dapat langsung mendapatkan respons instan melalui percakapan di iPad.
Manfaat nyata Green Dot Assist terlihat dari kemampuannya menyediakan panduan dalam hitungan detik. Misalnya, ketika seorang barista membutuhkan pengingat cepat tentang bahan-bahan untuk minuman musiman, sistem ini akan memberikan informasi dengan segera—membantu para barista merasa percaya diri dalam memberikan layanan pelanggan yang luar biasa.
Tidak hanya itu, Green Dot Assist juga dapat menampilkan video cara membuat minuman tertentu, menyarankan modifikasi dan kustomisasi resep, serta merekomendasikan padanan makanan yang cocok. Sebagai contoh, aplikasi dapat mengarahkan barista untuk merekomendasikan lemon loaf kepada pelanggan yang memesan Lavender Oatmilk Latte, karena rasa kue tersebut akan melengkapi “floral notes” dari latte.
Selain itu, teknologi ini dirancang untuk mendukung tujuan CEO Brian Niccol yang ingin memastikan pelanggan mendapatkan kopi mereka dalam waktu kurang dari empat menit. Dengan adanya Green Dot Assist, barista dapat mengurangi waktu tunggu yang menjadi alasan utama beberapa pelanggan berpikir dua kali untuk mengunjungi Starbucks.
Akibatnya, implementasi Green Dot Assist menjadi langkah signifikan dalam komitmen Starbucks untuk merampingkan operasi, mengurangi gesekan, dan memberikan lebih banyak waktu bagi barista untuk fokus pada pembuatan minuman dan berinteraksi dengan pelanggan. Perubahan ini tentunya akan memberikan dampak positif pada pengalaman pelanggan di berbagai outlet seperti Starbucks Green Terrace, Starbucks Green Pramuka, dan Starbucks Green Central City di masa mendatang.
Starbucks gandeng Microsoft untuk dorong transformasi digital
Kemitraan strategis antara Starbucks dan Microsoft menjadi tulang punggung dari terobosan teknologi terbaru Starbucks Green. Kolaborasi ini bukan sekadar kesepakatan bisnis biasa, tetapi merupakan bagian dari hubungan jangka panjang antara kedua perusahaan untuk mendorong inovasi digital di industri kopi.
Green Dot Assist dikembangkan menggunakan platform OpenAI melalui Microsoft Azure. Teknologi canggih ini memungkinkan Starbucks memiliki asisten virtual yang dapat memahami dan merespons pertanyaan-pertanyaan barista dengan cepat dan akurat. Shelley Bransten, Corporate Vice President of Global Industry Solutions di Microsoft, menyatakan bahwa ia sangat senang melihat Starbucks mengumumkan asisten AI generatif baru untuk barista, yang menandai tonggak terbaru dalam kemitraan jangka panjang antara kedua perusahaan.
Selain itu, kemitraan ini merupakan bagian dari strategi Triple Shot Reinvention, di mana Starbucks bekerja sama dengan Microsoft untuk menanamkan alat-alat AI generatif di Seattle Innovation Lab mereka. Melalui integrasi AI generatif ke dalam ekosistem R&D, Starbucks berhasil mengubah pengembangan minuman menjadi mesin pertumbuhan yang berbasis data dan dipimpin oleh pelanggan.
Perlu diketahui bahwa Starbucks memperluas hubungannya dengan Microsoft sekitar setahun setelah CEO Microsoft, Satya Nadella, mengundurkan diri dari dewan direksi Starbucks. Hal ini menunjukkan komitmen berkelanjutan kedua perusahaan untuk berinovasi bersama, terlepas dari perubahan struktur formal.
Tentunya, transformasi digital yang didorong oleh kemitraan ini diharapkan akan memberikan dampak positif pada operasional Starbucks Green di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun belum ada pengumuman resmi, inovasi ini kemungkinan akan merambah ke gerai-gerai populer seperti Starbucks Green Terrace dan Starbucks Green Pramuka di masa depan.
Oleh karena itu, recruitment Starbucks Indonesia mungkin akan mencari talenta dengan kemampuan teknologi yang lebih kuat untuk mendukung implementasi sistem berbasis AI. Selanjutnya, layanan starbucks catering dan operasional di Starbucks Green Central City juga berpotensi untuk diuntungkan dari penggunaan teknologi pintar ini yang dapat memprediksi kebutuhan pelanggan dan mengoptimalkan persediaan.
Kesimpulan
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Starbucks Green telah membuktikan komitmennya sebagai pionir inovasi di industri kopi melalui peluncuran Green Dot Assist. Undoubtedly, asisten virtual berbasis AI ini membawa perubahan signifikan dalam cara kerja para barista. Meskipun saat ini masih dalam tahap uji coba di Amerika Utara, dampak positifnya sudah terlihat jelas dari peningkatan efisiensi operasional dan layanan pelanggan.
Pada akhirnya, kemitraan strategis antara Starbucks dan Microsoft menjadi kunci keberhasilan inovasi ini. Oleh karena itu, kita dapat melihat bagaimana kolaborasi teknologi dan industri kopi mampu menciptakan solusi yang memudahkan pekerjaan barista sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan. Selain itu, teknologi Green Dot Assist memungkinkan barista untuk lebih fokus pada interaksi dengan pelanggan dan pembuatan minuman berkualitas.
Bagi kita di Indonesia, meskipun belum ada kepastian kapan teknologi ini akan hadir di gerai-gerai seperti Starbucks Green Terrace atau Starbucks Green Central City, namun kita patut mengantisipasi transformasi digital ini. Faktanya, perubahan ini kemungkinan besar akan memengaruhi sistem recruitment Starbucks Indonesia dan starbucks catering di masa depan.
Setelah semua perkembangan ini, jelas bahwa Green Dot Assist bukan sekadar alat bantu operasional, tetapi juga cerminan visi Starbucks untuk terus berinovasi demi kepuasan pelanggan dan karyawan. Dengan demikian, kita bisa berharap pengalaman menikmati kopi di Starbucks akan semakin menyenangkan dengan waktu tunggu yang lebih singkat dan layanan yang lebih personal. Melalui inovasi ini, Starbucks sekali lagi membuktikan bahwa mereka tidak hanya menjual kopi, tetapi juga menghadirkan pengalaman yang terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi.
4 comments