Jajanan Thailand vs Indonesia: Adu Rasa Street Food 2025
Jajanan Thailand street food yang menggoda selera kini semakin mudah ditemukan di Jakarta. Thailand memang dikenal identik dengan pasar malam dan street food yang sangat menggoda, mulai dari roti meleleh dengan berbagai rasa hingga thai iced tea segar yang dibanderol seharga Rp 18k. Sebagai pecinta kuliner, kami tidak bisa memungkiri bahwa jajanan khas Thailand ini memiliki daya tarik tersendiri.
Di antara berbagai pilihan kuliner, Thailand street food menawarkan cita rasa autentik dengan harga yang terjangkau. Bangkok, terutama, terkenal dengan thai street food yang beraneka ragam dan penuh cita rasa. Tidak hanya di Thailand, tetapi juga di Indonesia, kita bisa menemukan makanan khas seperti ‘khao pad’ (nasi goreng) dan makanan panggang yang bikin kita ingin nambah terus. Dalam artikel ini, kami akan membandingkan jajanan kaki lima kedua negara, dari yang manis hingga yang pedas, untuk melihat mana yang lebih menggugah selera pada tahun 2025 ini. Apakah eating street food in Thailand benar-benar lebih menarik dibandingkan jajanan lokal kita?
Jajanan Manis Populer: Thailand vs Indonesia

Nikmatnya jajanan manis tak pernah gagal menggoda lidah penikmat kuliner. Saat membandingkan jajanan manis antara Thailand dan Indonesia, kita menemukan beragam hidangan yang sama-sama menggugah selera dengan ciri khas tersendiri.
Roti Meleleh vs Martabak Manis
Martabak manis atau terang bulan menjadi primadona jajanan manis Indonesia yang banyak dicari. Dengan tekstur crispy di bagian tepi dan lembut di dalam, martabak manis hadir dengan berbagai pilihan topping seperti coklat kacang atau coklat keju yang menjadi favorit banyak orang. Biasanya, penjual menuangkan adonan tebal ke wajan panas, lalu menambahkan margarin, susu kental manis, meses coklat, dan kacang cincang. Martabak manis dapat ditemukan mulai harga Rp 50.000-80.000 dan biasanya dijual setelah pukul 5 sore.
Sementara itu, Thailand memiliki pa thong ko, sejenis kerupuk China yang disebut youtiao. Hidangan ini dibuat dari tepung, ragi, dan beberapa bahan lain yang digoreng hingga mengembang dan renyah. Walaupun berbeda, keduanya sama-sama menjadi jajanan favorit di negara masing-masing.
Mango Sticky Rice vs Kue Lupis
Khao niao mamuang atau mango sticky rice menjadi salah satu dessert Thailand paling terkenal dengan rating 4.3. Hidangan ini terbuat dari beras ketan yang dikukus lalu disiram dengan santan manis dan disajikan dengan irisan mangga segar. Dessert ini sangat populer dan dapat ditemukan di hampir semua tempat makan di Thailand dengan harga sekitar 40 Baht.
Di Indonesia, kue lupis menjadi padanan yang tak kalah lezat. Terbuat dari beras ketan yang dibungkus daun pisang berbentuk segitiga, kue lupis disajikan dengan parutan kelapa dan siraman sirup gula aren kental. Jajanan tradisional ini populer di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Barat sebagai sarapan atau camilan sore.
Coconut Ice Cream vs Es Podeng
Itim Kati atau es krim kelapa Thailand disajikan dalam setengah batok kelapa dengan tambahan daging kelapa, kacang, potongan jeli, dan buah-buahan dengan harga sekitar 30 Baht.
Sementara itu, Indonesia memiliki es podeng yang berasal dari Madura atau Garut. Es podeng dibuat menggunakan santan sebagai pengganti susu dan diproduksi dengan mesin manual yang diputar selama sekitar satu jam. Penjual biasanya menambahkan berbagai topping seperti alpukat, potongan roti, dan kacang, kemudian disiram dengan susu kental manis sebagai sentuhan akhir. Dengan harga Rp 10.000-15.000, es podeng menjadi pilihan tepat untuk menyegarkan diri di tengah panasnya udara Jakarta.
Jajanan Gurih dan Pedas: Siapa Lebih Menggoda?
Kuliner pedas dan gurih selalu punya tempat istimewa di hati para pecinta makanan jalanan. Kedua negara sama-sama memiliki hidangan menggoda yang layak dibandingkan untuk melihat mana yang lebih unggul.
Thai Grilled Pork vs Sate Ayam
Moo Ping atau sate babi panggang Thailand menjadi salah satu jajanan street food paling dicari di Bangkok. Berbeda dengan satay pada umumnya, daging babi dipotong tipis dan direndam dalam campuran gula aren, kecap, saus tiram dan saus ikan yang memberikan rasa manis gurih. Saat dipanggang, daging diolesi santan kelapa yang membuat permukaannya mengkilap dan lembab.
Sementara itu, Sate Ayam Indonesia sudah terkenal sebagai salah satu masakan nasional yang ditemukan di seluruh penjuru negeri. Sate ini dibakar di atas arang dan disajikan dengan bumbu kacang yang kaya rasa. Meskipun keduanya sama-sama menggunakan tusuk bambu, teknik marinasi dan bahan dasar yang berbeda menciptakan pengalaman rasa yang unik pada masing-masing hidangan.
Som Tam vs Rujak Cingur
Som Tam Thailand merupakan salad pepaya hijau dengan rating 4,3 yang terkenal dengan cita rasa pedas. Hidangan ini menonjolkan keseimbangan rasa asam, manis, asin dan pedas yang menjadi ciri khas masakan Thailand.
Sedangkan Rujak Cingur asal Jawa Timur mendapat rating 4,0. Hidangan ini memiliki keunikan berkat penggunaan irisan hidung sapi yang direbus (cingur) dan dicampur dengan buah-buahan serta sayuran segar. Saus petisnya yang kaya umami memberikan kompleksitas rasa yang tidak ditemukan pada som tam.
Tom Yum vs Soto Betawi
Tom Yum Thailand menempati peringkat ke-29 dalam daftar sup terbaik dunia dengan karakteristik rasa asam-pedas yang khas. Sup ini dibuat dengan udang, jamur, daun jeruk, dan bumbu-bumbu aromatik seperti serai dan galangal.
Namun, Soto Betawi berhasil melampaui popularitas tom yum dengan menduduki peringkat ke-2 dalam daftar 50 sup terbaik dunia versi Taste Atlas. Sup khas Jakarta ini menggabungkan daging sapi dalam kaldu santan yang diperkaya dengan rempah-rempah seperti serai, kunyit, dan daun jeruk. Keduanya sama-sama menjadi kebanggaan kuliner di negara masing-masing.
Minuman Jalanan Favorit: Segar dan Ikonik
Berbicara tentang sensasi menyegarkan, perbandingan minuman khas jalanan kedua negara menawarkan pengalaman yang berbeda namun sama-sama menggoda.
Thai Iced Tea vs Es Cendol
Thai Iced Tea (ชาเย็น) atau cha yen hadir dengan warna jingga khas yang berasal dari campuran teh hitam Ceylon, susu kental, dan gula yang disajikan dengan es. Minuman ini ditemukan pada tahun 1980-an saat teh Cina diimpor ke Thailand. Di Indonesia, Thai tea semakin populer dengan harga sekitar Rp 18.000.
Sementara itu, Es Cendol Indonesia menampilkan cita rasa tradisional dengan kombinasi jeli tepung beras berwarna hijau, santan, gula aren, dan es serut. Minuman ini sudah tercatat dalam naskah Kresyanaya sejak abad ke-12, meskipun ada pendapat lain yang menyebutkan terinspirasi dari hidangan Persia bernama Faloodeh.
Thai Green Tea vs Es Dawet
Thai Green Tea menjadi fenomena populer dengan merek 888 yang banyak dicari di platform belanja online. Minuman ini memiliki rasa manis dengan aroma teh hijau yang khas.
Berbeda dengan Thai Green Tea, Es Dawet merupakan sebutan lain untuk Es Cendol di wilayah Jawa. Keduanya sama-sama menyegarkan dengan tambahan santan yang memberikan cita rasa gurih.
Coca Cola Slushie vs Es Campur
Minuman beku bersoda seperti Coca Cola Slushie menjadi pilihan segar di Thailand dengan variasi rasa seperti Grape Galactic dan Green Lantern.
Namun, Es Campur Indonesia lebih kompleks dengan campuran buah-buahan, jeli rumput laut, tapai singkong, kacang merah, dan susu kental manis yang disajikan dengan es serut. Dengan harga sekitar Rp 28.000, Es Campur Ko Acia menjadi salah satu yang terkenal di Jakarta.
Harga dan Aksesibilitas: Mana yang Lebih Terjangkau?
Perbandingan harga menjadi pertimbangan penting bagi penikmat kuliner jalanan dari kedua negara. Melihat nilai uang yang dikeluarkan, manakah yang memberikan pengalaman lebih memuaskan?
Harga Rata-rata Jajanan Thailand Street Food
Makan di jalanan Thailand sangat ramah di kantong dengan harga berkisar antara 30-100 Baht (sekitar Rp15.000-Rp47.000) untuk hidangan utama. Dessert bahkan lebih murah, hanya 30-60 Baht. Contohnya, Khao Mun Ghai dijual sekitar 30-50 Baht, sementara Pad Thai dibanderol 35-50 Baht. Mango Sticky Rice menjadi salah satu yang lebih mahal, mencapai 120 Baht di Bangkok, meskipun bisa ditemukan dengan harga 40 Baht di tempat lain.
Harga Jajanan Kaki Lima Indonesia
Jajanan Indonesia umumnya terjangkau dengan harga kurang dari 1 USD (sekitar Rp15.000). Namun, beberapa jajanan bisa mencapai Rp20.000 lebih. Warung-warung lokal menawarkan makanan lezat dengan harga serendah Rp17.000 termasuk es teh. Harga rata-rata jajanan Indonesia bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp90.000 tergantung jenis makanannya.
Ketersediaan di Pasar Malam dan Festival
Thailand terkenal dengan pasar malamnya yang menawarkan beragam street food autentik seperti Som Tum dan Pad Thai. Tawar-menawar umum dilakukan dengan penawaran 10-30% lebih rendah dari harga awal. Meskipun musim hujan (Juni-Oktober), pasar malam tetap beroperasi dengan perlindungan yang memadai.
Sementara itu, Indonesia memiliki sekitar 56.000 pedagang kaki lima di Jakarta, namun hanya tersedia 18.000 ruang resmi. Akibatnya, banyak pedagang menempati trotoar kaki lima. Kedua negara menawarkan pengalaman kuliner jalanan yang kaya dengan Thailand sedikit lebih terjangkau secara keseluruhan.
Kesimpulan
Setelah menjelajahi berbagai jajanan kaki lima Thailand dan Indonesia, jelas bahwa kedua negara menawarkan pengalaman kuliner yang sama-sama menggugah selera. Meskipun Thailand dikenal dengan cita rasa asam-pedas yang khas seperti pada Som Tam dan Tom Yum, Indonesia tidak kalah dengan keunikan rujak cingur dan kehebatan Soto Betawi yang bahkan menduduki peringkat ke-2 dalam daftar sup terbaik dunia.
Dari segi jajanan manis, mango sticky rice Thailand memang menggoda dengan kesegaran mangga dan ketan yang lembut. Namun demikian, martabak manis Indonesia dengan tekstur crispy di tepi dan lembut di tengah juga punya daya tarik tersendiri yang sulit ditolak.
Harga menjadi pertimbangan penting bagi penikmat kuliner jalanan. Thailand mungkin sedikit lebih terjangkau dengan kisaran 30-100 Baht untuk hidangan utama, sementara jajanan Indonesia umumnya berkisar antara Rp10.000 hingga Rp90.000 tergantung jenisnya. Walaupun begitu, kedua negara tetap menawarkan nilai yang sepadan dengan uang yang dikeluarkan.
Terlepas dari semua perbandingan ini, kami percaya bahwa keindahan street food justru terletak pada keunikan dan keaslian cita rasanya. Thailand dengan bumbu-bumbu aromatiknya dan Indonesia dengan kekayaan rempah-rempahnya, keduanya punya tempat istimewa di hati para pencinta kuliner.
Akhirnya, pertanyaan tentang mana yang lebih menggoda selera pada tahun 2025 ini sebenarnya tidak perlu dijawab secara mutlak. Bagaimanapun juga, kenikmatan kuliner adalah soal selera pribadi. Yang pasti, baik jajanan Thailand maupun Indonesia sama-sama layak untuk dinikmati dan dieksplorasi lebih jauh. Jadi, kapan pun Anda merasa lapar, jangan ragu untuk mencoba kedua jenis jajanan ini dan menentukan favorit Anda sendiri!
Post Comment